,
 
Free Website Hosting
Maka ketahuilah (ilmuilah) , bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan(sesembahan, kecintaan, kecenderungan hati), selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (surat Muhammad : 19)

Renungan untuk Cinta I :

Bilal bin Rabah al Habsyi r.a. adalah seorang sahabat Nabi yang terkenal. Dia adalah seorang muadzdzin Guru adzan di masjid Nabawi. Sebelumnya, ia seorang hamba sahaya milik salah seorang kafir Quraisy, kemudian memeluk Islam. Keislamannya telah menyebabkan Bilal r.a. mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan akibat perbuatan orang-orang kafir. Umayah bin Khalaf adalah seorang kafir yang paling keras memusuhi orang Islam, dia telah membaringkan Bilal r.a. di atas padang pasir yang panas membakar ketika matahari sedaner terik sambil menindihkan batu besar di atas dadanya, sehingga Bilal r.a. tidak dapat menggerakkan badannya sedikit pun. Umayah berkata, “Apakah kamu bersedia mati dalam keadaan seperti ini? Ataukah kamu mau terus hidup, dengan syarat kamu tinggalkan agama Islam?” Walaupun Bilal r.a. disiksa seperti itu, namun dia berkata, “Ahad! Ahad!” (maksudnya, Allah Maha Esa).
Pada malam harinya, Bilal r.a. diikat dengan rantai, kemudian dicam-uk terus menerus’hingga badannya luka-luka. Pada siang harinya, dia diba-ringkan kembali di atas padang pasir yang panas. Tuannya berharap Bilal r.a. akan mati dalam keadaan seperti itu. Orang kafir yang menyiksa Bilal r.a. silih berganti, suatu kali Abu Jahal yang menyiksanya, terkadang Umayah bin Khalaf, bahkan orang lain pun turut menyiksanya juga. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyiksa Bilal r.a. dengan siksaan yang lebih berat lagi. Ketika Abu Bakar r.a. melihat penderitaan Bilal r.a., beliau segera mem-bebaskannya.
Begitulah, Bilal memahami Islam, walau seluruh jazadnya disiksa, namun sebenarnya Bilal telah terlebih dahulu merdeka sebelum Jazadnya dimerdekakan oleh Abu Bakar r.a. karena dengan penyucapan Ahad (bilal betul² memahami bahwa dirinya bukanlah milik siapa-siapa, melainkan hanya milik Allah SWT), biarlah Jazadku disiksa, dipanaskan dipadang pasir yang gersang, namun hati dan jiwaku, akan tetap segar menuju AHAD (Allah Yang Maha Esa), sandaran cinta sang Bilal hanya padaNYA,
Renungan II
Inilah contoh kehidupan yang pernah dialaminya. Sebelum Rasulullah saw. wafat, dia bertugas sebagai juru adzan di masjid Nabi. Setelah Rasulullah saw. wafat, pada mulanya dia tetap tinggal di Madinah Thayyibah. Tetapi karena tidak kuat menahan kesedihan setiap kali melewati makam Rasulullah saw., akhirnya dia meninggalkan Madinah dan pergi bersama pasukan jihad fii sabilillaah. Sampai beberapa waktu lamanya dia tidak kembali ke Madinah.
Pada suatu hari, dia bermimpi bertemu Rasulullah saw.. Dalam mimpi-nya itu Nabi saw. bersabda kepadanya, “Wahai Bilal, apa yang menghalangi-mu sehingga engkau tidak pernah berziarah kepadaku?” Setelah bangun dari tidurnya, Bilal r.a. pun segera pergi ke Madinah. Setibanya di Madinah, Hasan dan Husain r.a. meminta Bilal r.a. agar mengumandangkan adzan. Dia tidak dapat menolak permintaan orang-orang yang dicintainya itu. Ketika dia mulai beradzan, maka terdengarlah suara adzan seperti zaman Rasulullah saw. Hal itu sangat menyentuh hati penduduk Madinah, sehingga kaum wanita pun keluar dari rumah masing-masing sambil menangis untuk mende-ngarkan suara adzan Bilal r.a.. Setelah beberapa hari lamanya Bilal r.a. ke Damaskus dan wafat di sana pada tahun kedua puluh Hijriyah. (Asadul Ghabah) . (dengan ketulusan Cintanya Bilal pada Allah dan Rasulullah, hingga Azan yang dikumandangkan bergema begitu Syahdu, hingga menyebarkan ke Syahduan Cintanya pada yang Lain, yang membuat yang lainnya menangis, karena memahami begitu besarnya Cinta pada Allah).
Lalu sudah seperti bilal kah kita mencintai yang Khaliq, atau hanya sebatas syair yang kita ucapkan dengan lidah, namun tidak meresapi ke dalam relungan jiwa,
Atau malah kita lebih mahir membuat syair cinta, untuk sang pujaan hati “Mahluk” yang belum tentu bisa membebaskan kita dari penjara kenestapan “berhala nafsu duniawi”,
Wahai sang pencinta, Alihkan lah sandaran cinta mu dari mencintai “makhluk” kepada sang “Khaliq”, niscaya akan mengagungkan dan Mengawetkan cintamu pada “makhluk”


Kontek Personal

Picture
Anda Mau Pasang IklanRp. 50.000 / bulan/ bisa juga gratis*/syarat dan ketentuan berlaku mailto : [email protected]
Picture